PT Martina Berto Tbk

PT Martina Berto Tbk

PT Martina Berto Tbk – Martha Tilaar Group berawal dari home industry yang didirikan pada tahun 1977. Kepemilikan mayoritas saham Perseroan dikuasai oleh PT Marthana Megahayu Inti sebesar 99,98%, dan sisanya dimiliki oleh PT Bringin Wulanki Ayu dan PT Martha Megahayu yang masing-masing mendapatkan 0,01% saham. Adapun merk pertama yang dikeluarkan Perseroan dan sangat dikenal luas oleh masyarakat Indonesia adalah Sari Ayu Martha Tilaar.

Atas kinerja dan perkembangan PT Martina Berto, Tbk – Martha Tilaar Group yang begitu pesat, berbagai penghargaan baik dari nasional mapun internasional pun telah didapat. Dalam menjalankan program yang tercakup dalam 10 prinsip etika Global Compact seperti hak asasi manusia, ketenaga kerjaan, kelestarian lingkungan dan anti korupsi yang sejalan dengan 8 tujuan pembangunan milenium.

Dengan slogan “Local Wisdom Go Global”, Perseroan ber-visi untuk menjadi salah satu perusahaan industri kosmetika dan produk spa (Beauty & Spa) terkemuka di dunia dengan nuansa natural serta nilai budaya timur melalui inovasi produk dan teknologi modern untuk memaksimalkan nilai tambah bagi para pihak yang berkepentingan.

Tujuan Perseroan yang akan dicapai dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan adalah untuk menempatkan diri dalam 3 besar perusahaan industri kosmetika dan produk spa di Indonesia. Dan setelahnya, menjadi salah satu perusahaan industri kosmetika dan produk spa terkemuka se-Asia-Pasifik.

Misi Perusahaan:

–       Mengembangkan manufaktur, dan pemasaran produk-produk perawatan kecantikan dan pengalaman spa dengan tradisional yang didasarkan dalam standar kualitas internasional, yang pada tujuan untuk menyediakan kebutuhan pelanggan dalam berbagai segmen pasar dengan portofolio yang sehat dan mampu mencapai posisi tiga terbesar di setiap segmen pasar di Indonesia.

–       Memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan dengan keseimbangan, termasuk pemasok konsumen dan produk.

–       Mempertahankan kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan usaha.

–       Recruting, pelatihan, dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten dan produktif sebagai bagian dari aset perusahaan.

–       Memanfaatkan operasi, sistem, dan metode teknologi yang efisien dan efektif di semua unit dan fungsi bisnis.

–       Menerapkan “Tata Kelola Perusahaan” yang konsisten dalam kepentingan semua stakeholder.

–       Memberikan tingkat keuntungan yang wajar kepada pemegang saham.

–       Mengembangkan pasar internasional dan kosmetik herbal dengan fokus padakawasan Asia Pasifik dalam jangka menengah, dan pasar global dalam jangka panjang.

Sumber: http://www.martinaberto.co.id/

Core Business Process:

–       Memproduksi barang kosmetik dan obat tradisional (jamu)

–       Pemasaran dan Perdagangan kosmetik, perawatan kecantikan dan barang obat tradisional.

Knowledge Struktural:

–          10 prinsip etika Global Compact

Perspektif Learning & growth:

–          3 besar perusahaan industri kosmetika dan produk spa di Indonesia.

–          salah satu perusahaan industri kosmetika dan produk spa terkemuka se-Asia-Pasifik.

Posted in Knowledge Management, studi kasus | 3 Comments

Kimia Fama Antisipasi Merger Indofarma

Kimia Fama Antisipasi Merger Indofarma

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menyiapkan langkah persiapan menghadapi transformasi perusahaan di masa mendatang, termasuk kemungkinan merger dengan PT Indofarma Tbk (INAF).  Menurut Direktur UtamaKAEF Sjamsul Arifin, transformasi tersebut merupakan langkah mengembangkan perseroan menghadapi perkembangan saat ini. Dengan adanya persiapan yang dilakukan, maka saat terjadi merger, perusahaan tersebut akan menjadi perusahaan farmasi yang kuat. Terutama dengan keunggulan yang dimiliki masing-masing perusahaan.

Saat ini manajemen fokus meningkatkan performa perseroan di industri farmasi lebih baik lagi. Tahun depan, perseroan merencanakan relokasi sejumlah pabrik yang dimiliki agar produksi yang dihasilkan bisa bertambah.

Direktur INAF, P Sudibyo juga mengatakan kesiapannya. Namun sebelum merger dilakukan, perlu adanya konsolidasi sehingga perusahaan baru tersebut akan memiliki organisasi yang baik serta benar-benar kuat.

Analisis Pasar Modal, David Ferdinandus melihat saham KAEF masih cukup menjanjikan, terutama dengan pertumbuhan pada sektor farmasi. Jika memang merger bisa dilakukan tahun depan, maka akan berdampak signifikan terhadap perkembangan kinerja perusahaan baru tersebut.

Sumber: Seputar Indonesia newspaper, 23 Desember 2010

Strategic Knowledge Goal:

–          Meningkatkan performa perseroan di industri farmasi.

Operational knowledge Goal:

–          Merger dengan PT Indofarma Tbk.

Knowledge activities/functional:

–          Langkah-langkah persiapan transformasi perusahaan.

–          Hasil evaluasi dalam relokasi sejumlah pabrik.

Posted in Knowledge Management, studi kasus | 1 Comment

Prinsip Sukses Steve Jobs

stevejobs

Steve Jobs, Pendiri Apple, ibarat simbol bagi sebuah inovasi. Bersama Apple, dia bisa memadukan antara teknologi dan tampilan luar yang elegan. Semua produk Apple hampir selalu digilai oleh masyarakat yang berada di golongan kelas atas.

Pemikirannya yang out of the box bisa dijadikan kiat sukses tahun 2011. Berikut prinsip sukses Steve Jobs:

1. Lakukan yang disukai

“Orang-orang yang bekerja sesuai dengan hasratnya, passion-nya, akan mampu mengubah dunia ke arah yang lebih baik,” ujar Jobs. Sepanjang hidupnya, itulah yang dilakukan olehnya. Mereka yang memiliki hasrat di pekerjaannya akan mampu melahirkan ide dan hal-hal baru yang tidak terduga dan mampu menghentak dunia.

2. Buat impian

Keinginan dan hasrat adalah bahan bakar utama, namun sebuah visi yang cerdas akan membuat keinginan tersebut mampu mewujudkan sebuah impian yang besar. Pada 1976, Jobs dan Steve Wozniak, pendiri Apple, melihat cikal bakal graphical user interface didemonstrasikan di Xerox. Saat itu dia yakin bahwa teknologi ini akan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Maka beberapa tahun kemudian, muncullah Macintosh. Para ilmuwan di Xerox tidak menyadari potensi besar yang dimiliki graphical user interface karena “visi” mereka tak sebesar Jobs dan Wozniak. Dari sini, terlihat bahwa satu peristiwa yang sama bisa dimaknai secara berbeda oleh dua orang yang memiliki visi yang berbeda.

3. Cari inspirasi di mana saja

“Sebuah kreativitas akan menghubungkan satu hal ke hal yang lainnya,” ujar Jobs. Jobs sangat sering mencari inspirasi dari industri di luar teknologi. Baginya, inspirasi bisa datang karena melihat phonebook, meditasi Zen, berkunjung ke India, atau melihat rantai sebuah hotel. Segala sesuatu yang dilihatnya akan memberi dan memperkaya ide untuk bisnis yang dikelolanya.

4. Katakan “tidak” untuk banyak hal

Steve Jobs selalu ingin membuat produk Apple se-“sederhana” mungkin, dengan desain yang rapi dan cantik. Maksudnya, dia tidak ingin menumpuk-numpuk hal yang tidak penting di dalam sebuah produk. Baginya, inovasi adalah meminimalisasi hal-hal yang tidak perlu agar teknologi dan kebutuhan yang sebenarnya sungguh-sungguh menonjol dan “berbicara”.

5. Menjual mimpi, bukan menjual produk

Bagi Jobs, mereka yang membeli produk Apple bukanlah konsumen. Mereka adalah orang-orang yang memiliki harapan, mimpi, dan ambisi. Dia membuat produk yang membantu mereka meraih mimpi tersebut. “Ada yang bilang bahwa yang membeli Mac pasti orang gila karena harganya mahal. Tetapi dalam kegilaan itu ada kejeniusan. Karena itu, bantu mewujudkan mimpi jenius mereka dan Anda akan memenangkan hati dan pikiran mereka,” kata Jobs.

6. Ciptakan kegilaan yang cerdas

Sebuah pengalaman yang menarik bisa diciptakan dari sebuah hal yang “gila”. Hal “gila” ini bisa menjadi sebuah inovasi yang sederhana, namun tidak pernah terpikirkan oleh orang lain di perusahaan lain. Inovasi yang membuat konsumen merasa menjadi lebih dekat dengan perusahaan dari produk yang mereka beli. Misalnya, tidak ada kasir di toko Apple. Yang mereka miliki adalah para ahli, juga konsultan. Mengapa? Karena Apple bukanlah bisnis yang sekadar “memindahkan barang” melainkan bisnis yang bisa memperkaya hidup seseorang. Jadi berpikirlah yang out of the box atau kreatif.

7. Pahami pesan yang ingin disampaikan

Steve Jobs dikenal sebagai orang yang ahli dalam berkomunikasi dan bercerita. Dia bisa membuat sebuah acara perilisan produk menjadi sesuatu yang sangat berseni. Artinya, percuma jika Anda memiliki produk yang bagus jika Anda tak bisa membuat orang lain tertarik dan penasaran dengan produk tersebut. Singkat kata, inovasi adalah hal yang harus terus ditumbuhkan oleh Anda dan bisnis Anda. Jadikan inovasi sebagai DNA atau jejak Anda. Caranya tentu saja dengan memiliki pola pikir yang berbeda dan kreatif.

Sumber: Seputar Indonesia, 14 Januari 2011

Posted in Others | 46 Comments

Be Open To Critics

Biasanya manusia lebih suka dipuji daripada dikritik tapi lebih suka mengkritik daripada memuji. Why? Karena kita punya ego. Ego ini sifatnya seperti lapisan yang melindungi harga diri dan self esteem. Ego juga yang menyebabkan kita sering jadi self justification, kita jadi yakin bahwa diri kita kadang paling benar dan sudah melakukan yang terbaik.

Saat menerima kritik, seseorang yang mempunya ego yang besar bisa merasa offended banget. Dia bisa langsung membela diri tanpa mikir terlebih dahulu apakah kritik yang ditujukan kepada dirinya itu benar apa nggak. Kadar ego setiap orang berbeda-beda. Maka dari itu, ada yang bisa nerima kritik tanpa tersinggung, ada juga yang langsung menolak kritik tersebut. Apalagi kalo kritik tersebut datangnya tiba-tiba tanpa diminta, we don’t really like being critized.

Ada kritik yang bersifat iri untuk menjatuhkan seseorang. Mereka memberi kritik tanpa solusi atau masukan yang berguna. Kita boleh ignore kritik tersebut. Tetapi ada juga kritik yang bersifat membangun. Kritik yang datang dari rasa peduli dengan tujuan demi kebaikan kita.

To accept criticism, try these steps:

–          Langsung introspeksi diri

Saat ada kritik yang masuk, jangan langsung sebel, tersinggung, bete, defensif, sakit hati, kecewa, rendah diri, dan lainnya. Sebaiknya kita langsung jujur dan terbuka terhadap diri sendiri, apakah kritik tersebut benar akan diri kita, sehingga kita dapat memperbaiki kesalahan dan menjadi pribadi yang lebih baik.

–          Tanggapi dengan santai

Saat menanggapi kritikan, jangan terlalu serius dan jangan dimasukkan kedalam hati. Biasanya setelah dikritik, pasti kita langsung cemberut, coba deh untuk tersenyum bahkan ketawa untuk menetralisir perasaan.

–          Manfaatkan dengan sebaik-baiknya

Tanya ke pengkritik, apa yang harus diperbaiki dan bagaimana caranya. Jadi kritiknya dapat bersifat membangun bukan hanya berpendapat atau mencela.

–          Berpikir positif

Dengan adanya kritik, kita bisa sadar akan kekurangan dalam diri kita dan kita terbantu dalam mengevauasi kelemahan tersebut.

–          Ucapkan terima kasih

Meskipun kritik yang datang belum tentu benar ataupun penyampaiannya belum tentu baik, kita harus membalasnya dengan ucapan terima kasih. Karena bagaimanapun, pengkritik tersebut sudah menunjukkan bahwa dia peduli dengan kita.

Sumber inspirasi: Gogirl magazine

Posted in Others | 1 Comment

Teknologi Bikin Multitasking dan Sulit Fokus

internet-child21

Penulis : Ikarowina Tarigan

INTERNET mempengaruhi tingkat konsentrasi. Sebuah studi baru menemukan, anak muda kehilangan kemampuan untuk fokus akibat internet.

Menurut peneliti dari University College London,revolusi digital kemungkinan ‘membentuk kembali’ otak anak-anak dan remaja. Mereka semakin bisa melakukan banyak tugas sekaligus (multi-task), tapi kesulitan fokus untuk jangka waktu yang lama.

Temuan makin membuktikan bahwa peningkatan penggunaan internet dan perbanyakan gadget elektronik tidak hanya mengubah perilaku tetapi juga mengubah cara berpikir orang-orang.

Dalam studi ini, peneliti Prof David Nicholas mempelajari kemampuan 100 partisipan dalam menjawab serangkaian pertanyaan dengan berselancar di internet.

Temuan awal menunjukkan bahwa partisipan berusia 12 hingga 18 lebih cepat mencari informasi dan memberi jawaban dibandingkan partisipan yang lebih tua.

Rata-rata mereka telah menjawab hanya dengan membaca setengah halaman website. Selain itu, waktu yang mereka habiskan untuk membaca halaman website 1/6 kali lebih sedikit dibandingkan partisipan yang lebih tua.

Remaja yang telah lama menggunakan internet juga melakukan multitasking dengan cara yang lebih baik. Mereka bisa melakukan beberapa tugas mental pada saat yang bersamaan.

Partisipan paling muda, yang lahir pada 1993, juga cenderung lebih suka meminta jawaban kepada temannya dibandingkan menggunakan sumber informasi lain yang lebih bisa dipertanggungjawabkan.

Sulit fokus

Dalam studi sebelumnya, Prof  Nicholas telah menemukan bahwa orang yang lebih muda menggunakan internet dengan cara berbeda dari orang yang lebih tua. Orang muda cenderung berpindah-pindah dari satu situ ke situs yang lain dan jarang kembali ke situs yang sama dua kali.

“Sangat mengejutkan melihat orang melewati halaman atau lanskap yang sesungguhnya,” terang Nicholas, seperti dikutip situs dailymail.com.

“Mereka pindah dari situs ke situs, melihat satu atau dua halaman, pindah ke situs lain, melihat satu atau dua halaman dan pindah lagi. Tidak ada yang tinggal lama di satu situs.”

Beberapa psikolog menyatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa internet mengubah otak. Selain itu, mereka juga menyebutkan bahwa orang muda memang selalu sulit konsentrasi.

Tapi, beberapa psikolog lain mengklaim bahwa internet mendorong pengguna untuk berpindah-pindah dari situs ke situs. Berbeda dengan buku, internet tidak mendorong pengguna untuk fokus.

Sebagian besar pengguna internet tidak bisa menerapkan disiplin, seperti menulis dan membaca untuk jangka waktu lama. Hal ini, terang Nichols, karena pikiran mereka telah dibentuk kembali untuk bekerja dengan cara yang berbeda.

“Kelihatan sangat jelas, apakah itu baik atau buruk, generasi muda telah dibentuk ulang oleh website,” terang presenter dan psikolog Dr Aleks Krotoski.

Generasi muda, terang Nichols, cenderung kehilangan kemampuan untuk membaca dan mempelajari buku.

“Hari pertama masuk universitas, siswa sering bertanya dengan cemas mengenai apa yang perlu mereka baca,” terang Dr David Runciman dari Cambridge University. Saat diberitahu mereka harus membaca buku, terang Runciman, mereka semua mengeluh.

Sumber: http://www.mediaindonesia.com

Posted in Others | 8 Comments